Nuansa Metro - Karawang | Suasana politik di Karawang memanas usai Pilkada 2024. Nana Suryana, yang akrab disapa Nana Keling, Kepala Desa Rengasdengklok Utara, menjadi sorotan setelah beredar pesan suara kontroversial. Dalam voicenote yang beredar tersebut diduga suara Nana Keling, terang-terangan menantang rekan sejawatnya yang tidak mendukung pasangan H. Aef dan Maslani untuk keluar dari grup kepala desa angkatan 45 dan bahkan mengajaknya duel.
"Asalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh. Nah sekarang sudah terbukti H. Aef dan Maslani menang dalam Pilkada Karawang. Kamu yang tidak mendukung Aef dan Maslani, hati-hati saja. Keluar dari grup, jangan berteman dengan saya. Kalau tidak senang, tantang saya, ayo duel dengan saya," ungkap isi suara dalam rekaman tersebut.
Pernyataan keras ini memicu reaksi dari Endang, yang dikenal dengan julukan Macan Kumbang. Endang dalam isi suara voicenote yang beredar di grup WhatsApp itu menilai ucapan Nana Keling tidak pantas dilontarkan oleh seorang kepala desa yang seharusnya menjaga netralitas, sebagaimana diatur oleh undang-undang.
"Seluruh aparat pemerintah, termasuk kepala desa, wajib netral dalam Pilkada. Ucapan seperti itu tidak mencerminkan sikap seorang pemimpin desa," ujar Endang dengan nada tegas dalam isi voicenot itu.
Bahkan, Endang secara terbuka menyatakan kesiapannya untuk menerima tantangan duel dari Nana Keling.
"Coba siapa yang dekat dengan Nana Keling, bilang sama dia, Endang Macan Kumbang siap duel di mana saja dengan dia," katanya dengan geram.
Pernyataan ini pun memicu berbagai reaksi di kalangan masyarakat. Sebagian menganggap pernyataan Nana Keling berlebihan dan tidak mencerminkan sikap seorang pejabat publik, sementara yang lain menilai pernyataan itu sebagai bentuk ekspresi emosional.
Hingga berita ini diturunkan, Nana Keling belum memberikan klarifikasi resmi terkait pesan suara tersebut. Sementara itu, pihak berwenang diharapkan segera mengambil langkah untuk meredam situasi agar tidak semakin memanas.
Menjaga Netralitas di Pilkada
Kisruh ini mengingatkan pentingnya netralitas aparat pemerintah dalam proses demokrasi. Sebagai pemimpin di tingkat desa, kepala desa diharapkan menjadi teladan dalam menjaga kondusivitas dan memberikan pelayanan tanpa memandang pilihan politik masyarakat.
• Red
0 Komentar