Headline News

Proyek Revitalisasi Jembatan Otista Kota Bogor Diterpa Isu Korupsi, Menyulut Kontestasi Pilkada 2024


Nuansa Metro - Bogor |  Proyek revitalisasi Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) di Kota Bogor, yang menelan anggaran hingga Rp 50 miliar, kini menjadi sorotan publik. Proyek strategis yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 19 Desember 2023 ini tidak hanya diwarnai oleh dugaan korupsi, tetapi juga berimbas pada tensi politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bogor 2024.

Pada November 2023, proyek ini dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan penyimpangan dengan nomor laporan 205-KPK/MPCB-OTISTA/11/2023. Isu korupsi semakin memanas dengan laporan kedua pada Juli 2024, terkait dugaan korupsi dalam pembebasan lahan senilai Rp 101 miliar, yang teregistrasi dengan nomor 28624/LP/Dumas/Otista/VII/2024.

Pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat (Jabar) kemudian mulai melakukan pemanggilan terhadap sejumlah pejabat Kota Bogor yang terlibat, melalui surat bernomor B-77/M.2.5.1/Fd.1/09/2024 tertanggal 20 September 2024. Pemanggilan ini terkait penyelidikan dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam proyek Jembatan Otista.

Di tengah panasnya kontestasi Pilkada, pengamat kebijakan publik Andrian Salampesy menyebutkan bahwa tiga kandidat Wali Kota yang sedang bertanding memiliki keterkaitan langsung dengan proyek tersebut. Ketiganya adalah Dedie Rachim, mantan Wakil Wali Kota, Atang Trisnanto yang menjabat sebagai Ketua DPRD, dan Rena Da Frina yang menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR saat proyek tersebut berjalan.

"Mereka harus terbuka kepada publik terkait apa yang sebenarnya terjadi selama proses revitalisasi Jembatan Otista," tegas Andrian. 

Menurutnya, keberanian para kandidat untuk mengungkapkan kebenaran akan memberikan kejelasan kepada masyarakat dan membantu menuntaskan isu dugaan korupsi ini.

Andrian menambahkan bahwa keterbukaan dan tanggung jawab adalah hal mutlak bagi para calon pemimpin. 

"Jika ada yang berani jujur dan terbuka tentang anggaran pembebasan lahan hingga proses konstruksi, itu akan menjadi nilai tambah bagi mereka dalam kontestasi Pilkada. Masyarakat berhak mengetahui bagaimana uang rakyat digunakan," ujarnya.

Kasus ini telah memperkeruh suasana politik di Kota Bogor, dengan tiga kandidat yang terlibat langsung dalam proyek ini, kini bersaing untuk merebut kursi Wali Kota Bogor periode 2024-2029. Pertanyaan yang mengemuka adalah, siapa yang akan berani membuka tabir dugaan korupsi di balik mega proyek Jembatan Otista? Masyarakat menunggu jawaban dan kejelasan.

Pilkada Kota Bogor kali ini bukan hanya soal visi-misi, tetapi juga soal kejujuran dan tanggung jawab kepada publik.


• Rls/Fitri

0 Komentar

Posting Komentar
© Copyright 2022 - Nuansa Metro