Headline News

Setelah Dinonaktifkan Oleh Bupati Karawang, Camat Jayakerta Pamit Kepada Staff Melalui Pesan WhatsApp


Foto : kantor Camat Jayakerta kabupaten Karawang 


Nuansa Metro - Karawang |  Sebuah insiden yang menggemparkan publik terjadi di Kabupaten Karawang. Camat Jayakerta yang diduga terlibat dalam perbuatan tidak pantas dengan seorang bidan honorer (THL) di dalam mobil di area parkir Rumah Sakit Hastien, Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, kini menjadi sorotan.

Camat Jayakerta berinisial G bersama seorang bidan F yang viral akibat perbuatannya diduga telah melakukan perbuatan tak senonoh, yang mencoreng nama ASN dilingkungan Pemkab Karawang, akhirnya menerima sanksi penonaktifan dari jabatannya sebagai camat Jayakerta.

Setelah dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Camat oleh Bupati melalui BKPSDM kabupaten Karawang, Camat Jayakerta, G, langsung merespons dengan mengirimkan pesan perpisahan kepada seluruh staf di Kecamatan Jayakerta. 

Dalam pesan tertulisnya, Gunawan menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa yang terjadi dan mengabarkan bahwa ia telah dinonaktifkan dari jabatannya sebagai camat.

“Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan terbitnya SK penonaktifan saya sebagai camat, saya mohon pamit karena mulai besok saya dipindahtugaskan. Apabila saya tidak kembali menjabat di Kecamatan Jayakerta, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada rekan-rekan pejabat kecamatan. Selama lima tahun saya menjabat di kecamatan ini, saya tidak bermaksud lancang berpamitan melalui WA. Semoga rekan-rekan semua sukses, dan semoga persaudaraan kita tetap terjaga,” tulis Gunawan dalam pesannya.

Namun, hal ini belum berakhir begitu saja. Dede Jalaludin, seorang tokoh pemuda Kecamatan Jayakerta, menegaskan bahwa masyarakat akan tetap melanjutkan aksi unjuk rasa terkait kasus ini. 

Menurutnya, meskipun G telah dinonaktifkan, ia masih memiliki tanggung jawab untuk memberikan klarifikasi kepada masyarakat yang telah merasa resah dan tercoreng nama baik Kecamatan Jayakerta.

“Kami akan tetap melaksanakan aksi ke kantor kecamatan. Ini sudah mencoreng nama baik Jayakerta. Oknum camat harus memberikan klarifikasi kepada publik, meskipun dia sudah dinonaktifkan. Kami dari Forum Pemuda Jayakerta Bersatu akan terus menuntut kejelasan, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan,” tegas Dede Jalaludin.

Ia menambahkan bahwa pihaknya tidak akan berhenti meskipun oknum camat tersebut dipindahkan atau dirotasi ke wilayah lain.

 “Kami akan tetap mengejarnya sampai ada kejelasan dan tanggung jawab dari yang bersangkutan. Masyarakat Jayakerta berhak mendapatkan jawaban,” ujar Dede dengan tegas.

Insiden ini menjadi peringatan serius tentang pentingnya etika dan integritas pejabat publik, yang diharapkan selalu menjaga kepercayaan masyarakat dan nama baik wilayah yang mereka pimpin.


Reporter : Kojek

0 Komentar

Posting Komentar
© Copyright 2022 - Nuansa Metro