Nuansa Metro - Karawang | Proyek peningkatan jalan poros Dusun Telukbunder, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, yang dikerjakan oleh CV Langit Rajawali, tengah menjadi sorotan. Diduga, pekerjaan tersebut menyimpang dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan, terutama terkait penggunaan material dan standar konstruksi.
Pantauan di lapangan mengungkapkan kejanggalan pada struktur beton yang digunakan. Besi untuk tulangan beton dilaporkan tidak sesuai standar, dengan jumlah cincin yang kurang dari ketentuan. Volume material pun diduga dikurangi, memperkuat kecurigaan adanya penyimpangan.
Pada papan informasi proyek, tertulis bahwa proyek tersebut ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dengan panjang jalan 116 meter, lebar 4 meter, dan nilai kontrak Rp189.540.000 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024. Namun, hasil di lapangan menunjukkan ketidaksesuaian pada tinggi cor beton yang bervariasi antara 0,18 hingga 0,19 meter, padahal seharusnya mencapai 0,20 meter sesuai spesifikasi.
Seorang warga setempat, yang mengaku bernama AM, melontarkan kritik keras terhadap pengerjaan proyek ini.
"Jumlah besi untuk tulangan beton seharusnya ada 23 pasang untuk panjang 116 meter, tapi yang terpasang hanya 20 pasang. Dinas terkait seharusnya lebih ketat dalam pengawasan. Jika ada penyimpangan seperti ini, harus ditindak tegas dan diberikan sanksi," ujarnya pada Kamis (19/9).
Salah seorang pekerja di lokasi, Udin Jabrig, menyatakan bahwa ia hanya mengikuti perintah mandor.
“Saya hanya bekerja sesuai arahan. Untuk volume, lebar memang 4 meter dan tinggi seharusnya 0,20 meter. Tapi mandor tidak ada di lokasi saat ini,” ungkapnya.
Sementara itu, pengawas dari CV Langit Rajawali, Suhendi, mengakui adanya kesalahan pada papan informasi proyek.
“Memang ada kesalahan penulisan di papan informasi. Volume tinggi yang benar adalah 0,20 meter, dan lebar bangunan 4 meter,” jelasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana proyek, mandor, serta pengawas dari DPUPR belum dapat dihubungi untuk memberikan klarifikasi resmi.
Proyek ini menyisakan pertanyaan besar terkait kualitas pengerjaan dan transparansi anggaran yang digunakan. Masyarakat berharap agar pihak berwenang segera melakukan investigasi dan mengambil tindakan tegas jika ditemukan adanya penyimpangan lebih lanjut.
Reporter : Kojek
0 Komentar