Headline News

Terjadi di Karawang, Kasus Dugaan SPK dan SP2D 'Bodong', Makin Terang Benderang


Foto : Dedi

www.nuansametro.co.id - Karawang
Perihal mencuatnya kasus dugaan adanya Surat Perintah Kerja (SPK) dan SP2D yang diungkapkan 'Bodong' oleh Kepala dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) Kabupaten Karawang, Dedi Achdiat kepada jurnalis Nuansa Metro beberapa waktu lalu, semakin terang benderang alur permasalahannya.

Saat itu Dedi Achdiat sempat menyebutkan ada oknum ASN yang diduga bermain dalam masalah tersebut. Namun, dia mengatakan oknum ASN tersebut bukan berada dalam lingkungan Dinas PUPR Karawang. 

Saat itu, Dedi Achdiat tidak mau menyebutkan nama oknum ASN tersebut. Yang akhirnya membuat kepenasaranan jurnalis Nuansa Metro untuk menginvestigasi, siapakah oknum ASN yang dimaksud oleh kadis PUPR Dedi Achdiat.

Tim investigasi jurnalis Nuansa Metro, akhirnya berhasil menemukan siapa sosok oknum ASN yang dimaksud oleh Kadis PUPR itu. 

Oknum ASN tersebut ternyata masih bekerja di salah satu OPD di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Karawang, yang berinisial TP.

Saat TP dikonfirmasi melalui telpon selulernya oleh jurnalis Nuansa Metro, membenarkan bahwa dirinya yang dimaksud oknum ASN dalam pemberitaan Nuansa Metro edisi tanggal 23 Desember 2021 itu.

"Benar kang, awalnya saya ini beli beberapa paket pekerjaan (SPK) ke Dedi Lubang, eh ternyata SPK nya teh memang benar 'Bodong'. Intinya saya beli pekerjaan lah sama dia. Memang, uangnya itu dari teman saya yang berasal dari Bandung. Ayeuna saya weh nu katempuhan"  ucap TP kepada jurnalis Nuansa Metro, Jum'at (24/12).

Menurut TP, dirinya yang membeli pekerjaan itu, tapi yang melaksanakan pekerjaannya Dedi Lubang. Namun, pada akhirnya tidak ada satu pun pekerjaan yang dapat dicairkan.


"Yaa, dari kejadian itu semua, yang menjadi beban semuanya saya. Bukti keterlibatan saya itu bukan pada masalah administrasi atau lainnya. Intinya, saya beli pekerjaan itu kepada Dedi lubang CS, itu saja"  ujarnya.

TP mengakui merasa bingung atas kejadian ini, yang pekerjaannya ada, anggarannya tidak ada.

Ketika ditanyakan ada berapa SPK yang dirinya beli dan lokasinya dimana saja.

"Kalau untuk lokasi pekerjaan itu menurut Dedi, di wilayah Lubang ada empat titik pekerjaan, di bagian Umum 2 paket, trus pekerjaan Gapoktan pertanian, yang lainnya saya lupa. Yaa, semua SPK nya 'Bodong'."  Jelasnya.

Kata TP, sebenarnya, dirinya hanya mengarahkan saja, karena temennya ingin mendapatkan pekerjaan, kebetulan Dedi Lubang menawarkan beberapa paket pekerjaan fisik dan pengadaan. Akhirnya, dibeli lah paket pekerjaan itu kepada Dedi.

Sebenarnya TP juga sering menanyakan terkait pekerjaan itu kepada Dedi Lubang, mempertanyakan sudah sejauh mana progres pekerjaannya.

"Dedi tuh selalu minta uang untuk bikin SPK, untuk SPM, untuk SP2D. Tapi sudah berapa bulan gak ada kabar dari dia. Ternyata paket pekerjaan itu semua, tidak ada anggarannya di Pemda, intinya dia berbohong saja sama saya"  Imbuhnya.

Ketika ditelisik lebih jauh terkait aliran dana, TP menjelaskan, bahwa dirinya menerima dana langsung dari temannya orang Bandung yang berinisial MT. Setelah dana keterima, menurut TP, dia langsung memberikan kepada Dedi Lubang. 

"Saya juga sempat melihat ada pekerjaan dua lokasi berupa Turap di daerah Lubang. Yang empat lagi saya gak tau. Ahh, pokonya pusing aja"  kata TP dengan nada kesal.

Ketika didesak, siapa yang melaporkan ke pihak kepolisian terkait kasus tersebut. TP menyebutkan, bahwa yang melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian adalah MT.

"Tapi yang saya dengar, katanya sudah beres, MT diberi jaminan surat sertifikat tanah oleh Dedi. Keterlibatan saya ini, sekali lagi hanya masalah beli paket pekerjaan, tapi melalui saya, itu saja. Seharusnya memang saya yang harus melaporkan masalah ini. Tapi ya sudahlah, Cape gini-gini terus kang"  tutup TP.

Di ditempat berbeda, saat masalah ini di konfirmasikan kepada Dedi, dirinya mengungkapkan, bilamana TP mengatakan bahwa uang yang berasal dari MT semuanya diberikan kepada dirinya, itu tidak benar. 

Karena, kata Dedi, yang dia terima dari TP hanya sebesar lebih kurang Rp. 200 jutaan.

"Betul, dari bos MT uang di transfer ke Sdr TP sebesar lebih kurang Rp. 900 jutaan. Namun yang di terima oleh saya dari Sdr TP kurang lebih 200 jutaan, ada kok bukti transfernya"  ungkap Dedi, yang biasa di sapa dengan panggilan Dedi Lubang.

Menurutnya, uang yang didapat transferan dari TP, dia belanjakan untuk bahan material dan untuk upah para pekerja.

"Saya tidak bohong, karena pekerjaan nya memang ada, tidak fiktif. Silahkan saja cek ke lokasi karena fisiknya pun ada"  tegasnya.

Lebih jauh Dedi menuturkan, bila diperlukan untuk bukti-bukti, sudah dia persiapkan semuanya.

"Saya sudah siapkan semuanya. Bukti transferan dan bukti fisik pekerjaannya juga memang ada. Karena, memang pekerjaan tersebut akan di anggarkan pada tahun depan"  pungkasnya. (Tata/Red)

0 Komentar

Posting Komentar
© Copyright 2022 - Nuansa Metro